Engkau tahu, duhai tetes
air hujan..
kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak,
tersenyum penuh sandiwara,
tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.
Engkau tahu, duhai gemerisik angin..
kalau boleh, ingin kutitipkan
banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata,
tapi itu tak bisa
kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.
Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan..
setiap
kali kau berseru 'tokekk', aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya,
satu untuk tidak, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar
jawabannya 'iya', dan berharap kau berhenti jika memang sudah 'iya',
tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya.
Engkau tahu, duhai retakan dinding..
sungguh aku tak tahu lagi berapa
dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu
dinding, tinggal ambil semen dan pasir, tapi hatiku, entah bagaimana
merekatkannya kembali,
tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.
--Tere Liye